Sunday, 18 March 2018

Pull-Up dan Pull Down Resistor

Pull-Up dan Pull-Down resistor adalah penambahan resistor pada I/O MCU (Microcontroller unit), yang membedakan antara Pull-up dan Pull-down adalah penempatan resistor pada kutup arus listrik, juga pada input.

Untuk Pull-up resistor, salah satu kaki resistor dihubungkan ke kutub Vcc (5v/3.3v pada RasPi), sedangkan kaki resistor yang lain dicabangkan, satu ke pin input MCU, dan yang lain ke switch on/off untuk disambungkan ke ground (0V).
Rangkaian Pull-Up

Pada gambar diatas kita bisa lihat, Vcc tersambung ke pin, sehingga pin akan mendapatkan signal HIGH, dan ketika push button ditekan, arus Vcc akan mengalir ke ground (0v), sehingga pin akan mendapat signal LOW. Kondisi ini mirip (tidak sama) dengan kondisi "normaly close".

Sedangkan Pull-down resistor, salah satu kaki resistor dihubungkan ke kutub ground (0v), sedangkan kaki resistor yang lain dicabangkan, satu ke pin input MCU, dan yang lain ke switch on/off untuk disambungkan ke Vcc (5v/3.3v).

Rangkaian Pull-Down

Pada rangkaian pull-down, Vcc tidak terhubung dengan pin, tetapi pin terhubung dengan ground (0v),
pin dalam keadaan LOW, dan ketika push button ditekan, Vcc akan terhubung dengan pin, kondisi pin sekarang menjadi HIGH. Rangkaian ini mirip dengan kondisi "normally open".

Kegunaanya adalah untuk menstabilkan signal antara HIGH atau LOW yang akan diterima pin lebih akurat. Bila kita tidak menggunakan rangkaian pull-up atau pull-down, signal yang akan terbaca pada pin akan berubah-ubah. Kondisi yang berubah-ubah ini disebut floating.

Kondisi floating ini terjadi karena pin input tidak terhubung ke salah satu kondisi (Vcc atau 0v) yang menjadi dasar pin input mengetahui statusnya HIGH atau LOW. Status HIGH diperoleh bila pin input terhubung dengan Vcc, dan status LOW diperoleh bila pin terhubung dengan ground (0v). Karena pin tidak terhubung dengan salah satu kondisi tersebut, kondisi pin menjadi floating, karena pada pin tersebut memiliki listrik juga, sehingga pin dapat terbaca HIGH karena listriknya sendiri, dan LOW karena pin tersebut juga terhubung ke ground secara internal menggunakan resistor (1MOhm).

Lihat gambar di bawah ini:


Bila kita tekan push button 1, maka pin akan menghasilkan LOW, bila kita tekan push button 2 maka pin akan menghasilkan HIGH. Bila pin tidak terhubung kesalah satu syarat tersebut, pin akan menghasilkan HIGH dan LOW tidak terkendali, karena didalam MCU, pin terhubung dengan Vcc dan ground. Gambar MCU yang terhubung dengan Vcc dan Ground diilustrasikan secara kasar, gambar tersebut hanya untuk menerangkan kondisi floating saja.

Pada prinsipnya antara Pull-up dan Pull-down adalah sama, Pull-up adalah menghubungkan pin dengan Vcc yang dijembatani resistor, dan Pull down adalah menghubungkan pin dengan 0v yang dijembatani oleh resistor. sehingga pin akan selalu terhubung dengan ground (0v) atau Vcc setiap saat.

Besar tahanan pada resistor secara kasar menggunakan 10kΩ-20kΩ baik untuk pull-up maupun pull-down dengan voltase 3.3v. Bila tahanan resistor terlalu besar (1MΩ) pada pull-up resistor kemungkinan pin tidak akan mendapatkan kondisi HIGH, karena arus listrik didapatkan terlalu kecil. Perlu diketahui juga rangkaian pin pada MCU terhubung ke ground (0v) dengan menggunakan resistor 1MΩ.

Sekarang kita coba hitung arus yang akan diterima pin (hukum Ohm) dengan menggunakan resistor 10kΩ-secara umum:

V = I R
dimana V adalah Vcc yang akan mengaliri listrik ke pin (5v atau 3.3V)
R adalah tahanan resistor 10kΩ(voltase 5v untuk input tidak direkomendasikan, gunakan 3.3v untuk input pin Raspi)
Jadi 
I = V / R
I = 5v / 10.000Ω
I = 0.0005 A atau 0.5mA

Atau kita ingin memberikan arus listrik ke pin sebesar 1mA, dengan menggunakan tegangan 3.3v

V = I R
R = V / I
R = 3.3 / 0.001
R = 3300 atau 3.3kOhm

Harap diingat satuan unit yang digunakan rumus diatas untuk V adalah volt, I adalah amper (bukan miliamper) dan R adalah Ω (Ohm bukan kilo atau mega Ohm) jadi bila satuan unit berbeda, kita harus mengkonversikannya dahulu.

Besarnya arus listrik yang direkomendasikan mengalir ke pin, secara resmi dari produsen Raspberry Pi, tidak saya temukan. Kata rekomendasi arus listrik untuk pin di blog ini berdasarkan pengalaman dan informasi dibeberapa forum terkait.

Kondisi HIGH dan LOW ini tidak selamanya benar, dengan 3,3v - 5v akan memberikan input HIGH atau 1, dan bila 0v akan memberikian input LOW atau 0. Ini disebabkan tiap MCU memiliki standar yang berbeda-beda. Contoh datasheet untuk TTL 7400 series dibawah ini:

Pada table diatas yang masih 1 familly TTL 7400 memiliki perbedaan yang berbeda pada arus listrik yang digunakan, walaupun pengguna voltase yang sama.

Jadi kondisi HIGH dan LOW voltase (V) dan arus listrik (I) berbeda pada antara TTL (transistor-transistor logic) sehingga antara RasPi dan Arduino, kemungkinan akan lain kondisinya. Baca lagi datasheetnya.

Untuk menggali lebih dalam kondisi HIGH dan LOW, kita asumsikan 3.3v/5v adalah kondisi voltase HIGH, dan 0v adalah kondisi voltase LOW. Diantara 0v-3.3v/5v ini ada 3 bagian kondisi yang berbeda, yaitu:

  1. 0v sampai LOWmax volt adalah kondisi LOW
  2. LOWmax volt sampai HIGHmin volt adalah kondisi floating
  3. HIGHmin volt sampai 3.3v/5v adalah kondisi HIGH
Nilai LOWmax volt dan HIGHmin volt ini yang harus kita ketahui, untuk menentukan HIGH tegangan minimun dan LOW tegangan maksimal. Kurang lebih gambarnya seperti dibawah ini:
Kita akan mencari nilai floating dengan asumsikan lagi Vcc HIGHmin adalah 2v, 50µA  dan Vcc LOWmax adalah 0.8v, -2mA menurut salah satu type TTL table diatas.

RHIGHmax = (Vcc - VHIGHmin) / IHighmin
RHIGHmax = (3.3v - 2v) / 0.00005
RHIGHmax = 26000Ω
RHIGHmax 26kΩ

RLOWmin = (Vcc-VLOWmax)/ILOWmax
RLOWmin = (3.3v - 0.8) / 0.000002
RLOWmin = 1250000Ohm 
RLOWmin = 1.25MΩ

Kesimpulanya berdasarkan data seperti itu (data dari asumsi, bukan sesungguhnya pada RasPi atau Arduino) dengan menggunakan resistor 26kΩ sampai 1.25MΩ kita masuk ke area floating. Kurang dari 26kΩ masuk kondisi HIGH, lebih dari 1.25MΩ masuk kondisi LOW.

Saturday, 17 March 2018

RasPi Library GPIO WiringPi (Core Function, Raspberry Pi Specifics dan Timing)

Dengan menggunakan wiringPi yang juga dapat digunakan dengan command line, dengan cara kita meninstall progamnya dahulu sehingga kita bisa menggunakan wiringPi ini dari shell script. untuk menginstalnya bisa dilihat di https://kepython.blogspot.co.id/2018/03/raspberry-pi-install-wiringpi.html .

Untuk RasPi ada function khusus yang bukan merupakan core dari wiringPi, tapi dapat bertindak pada RasPi hardware, dan ada beberapa function yang dapat digunakan bila menggunakan hardware modul.
Function-function tersebut adalah:
  • void digitalWriteByte(int value);
  • pwmSetMode (int mode);
  • pwmSetRange (unsigned int range);
  • pwmSetClock (int divisor) ;
  • piBoardRev (void) ;
  • wpiPinToGpio (int wPiPin) ;
  • physPinToGpio (int physPin) ;
  • setPadDrive (int group, int value) ;


void digitalWriteByte (int value) ;

Function yang menulis (write) 8 bit byte pada 8 gpio pertama, yang merupakan cara cepat untuk menset 8 bit secara langsung dengan nilai tertentu.

pwmSetMode (int mode) ;

Dengan PWM merupakan optional mode, yaitu balance dan mark:space. Mark:space adalah mode tradisional, dan pada default rasPi adalah balance. Kita bisa mengganti mode ini mengan parameter: PWM_MODE_BAL atau PWM_MODE_MS.

pwmSetRange (unsigned int range) ;

Untuk mengatur registrasi PWM, default 1024

pwmSetClock (int divisor) ;

Setting pembagi PWM clock. PWM control tidak bisa digunakan pada Sys mode (untuk lebih lanjut silahkan pelajari Broadcom ARM peripherals manual)

piBoardRev (void) ;

Hasil dari perintah ini adalah informasi tentang revisi board RasPi. Ada beberapa fungsi pin di BCM_GPIO yang berbeda pada revisi yang beda.

wpiPinToGpio (int wPiPin) ;

Mengembalikan (return) nomor pin BCM_GPIO yang diberikan oleh wiringPi.

physPinToGpio (int physPin) ;

Mengembalikan (return) nomor BCM_GPIO pin yang disupply pin fisik pada konektor P1. 

setPadDrive (int group, int value) ;

Untuk mensetting driver pad pada group pin. Ada 3 group pin dan ukuran drive antara 0-7.
JANGAN SENTUH FUNCTION INI, KECUALI KITA TAHU APA YANG SEDANG KITA KERJAKAN. TIDAK UNTUK COBA-COBA TANPA TAHU MAU KEMANA TUJUANNYA.


Core Function

Function-function ini bekerja langsung pada RasPi dan juga GPIO ekternal module seperti GPIO expander dan lain-lain, tapi tidak semua modul disupport dengan semua function.

Core function:


  • void pinMode (int pin, int mode) ;
  • void pullUpDnControl (int pin, int pud) ;
  • void digitalWrite (int pin, int value) ;
  • void pwmWrite (int pin, int value) ;
  • int digitalRead (int pin) ;
  • analogRead (int pin) ;
  • analogWrite (int pin, int value) ;


  • void pinMode (int pin, int mode) ;
    GPIO setting untuk INPUT, OUTPUTM, PWM_OUT atau GPIO_CLOCK.

    PWM_OUTPUT  hanya untuk pin 1 (wiringPi) atau pin 18 (BCM), dan
    GPIO_CLOCK untuk pin 7 (wiringPi) atau pin 4 (BCM).

    Function ini tidak bekerja pada mode Sys, bila kita ingin mengubah pin mode kita harus menggunakan program gpio sebelum menjalankan program.

    void pullUpDnControl (int pin, int pud) ;
    Ini adalah mode pull-up atau pull-down resistor pada pin. Harusnya function ini digunakan untuk input pin. RasPi memiliki fungsi pull-up dan pull-down resistor secara internal.
    Parameter int pud ditulis

    • PUD_OFF, tidak menggunakan fungsi pull-up ataupun pull-down secara internal
    • PUD_DOWN, input tersambung dengan ground menggunakan 50kΩ resistor secara internal
    • PUD_UP, input tersambung dengan vcc 3.3v, juga mengguanakan 50kΩ resistor secara internal
    Function ini tidak memberikan efek ketika kita berada di Sys mode, kita harus masuk ke program gpio terlebih dahulu sebelum program dijalankan.

    void digitalWrite (int pin, int value) ;
    Untuk pin yang telah diset sebagai OUTPUT, kita menset pin on (HIGH, atau 1) dan off (LOW, atau 0). WiringPi akan menset semua angka selain 0 (nol) sebagai HIGH. Hanya 0 (nol) yang diartikan sebagai LOW.

    void pwmWrite (int pin, int value) ;
    Setting pin registrasi PWM. RasPi memiliki hanya 1 (satu, sejauh ini sampai RasPi3) pin pada board-nya yaitu pin BCM_GPIO 18. yang bernilai dari 0 - 1024.

    Juga tidak berkerja pada Sys mode. 

    int digitalRead (int pin) ;
    Function ini membaca (return) value dari pin input. Hasilnya adalah HIGH (1) atau LOW(0), tergantung dari level logic pin tersebut.

    analogRead (int pin) ;
    Pembacaan pin input pada input pin analog. Kita harus menambahkan register analog modul untuk menggunakan function ini pada device seperti Gertboard, quick2Wire analog board, dan sebagainya.

    analogWrite (int pin, int value) ;
    Pemberian signal untuk analog output. Kita harus menambahkan register analog modul untuk menggunakan function ini pada device seperti Gertboard, quick2Wire analog board, dan sebagainya.


    Timing

    Ada beberapa function timing yang dapat kita gunakan:

    • unsigned int millis (void)
    • unsigned int micros (void)
    • void delay (unsigned int howLong)
    • void delayMicroseconds (unsigned int howLong)

    unsigned int millis (void)
    Function ini memberikan return yang menunjukan waktu dengan unit millidetik dengan 32 bit sehingga kita memiliki waktu 49 hari.

    unsigned int micros (void)
    Function ini sama seperti millis,tapi return yang menunjukan waktu dengan unit mikrodetik dengan 32 bit sehingga kita memiliki waktu 71 menit.

    void delay (unsigned int howLong)
    Function ini menyebabkan program akan berhenti dengan unit waktu millidetik. Dengan Linux multitasking waktu tidak seakurat yang kita inginkan, akan terlambat. Maksimum delay menggunakan unsigned 32 bit integer, 49 hari delay yang bisa kita gunakan.

    void delayMicroseconds (unsigned int howLong)
    Function ini sama seperti delay,tapi menyebabkan program akan berhenti dengan unit waktu mikradetik. Dengan Linux multitasking waktu tidak seakurat yang kita inginkan, akan terlambat. Maksimum delay menggunakan unsigned 32 bit integer, 71 menit delay yang bisa kita gunakan.


    Penundaan di bawah 100 mikrodetik menggunakan loop yang terus menerus menggunakan waktu sistem, Penundaan lebih dari 100 mikrodetik dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi nanosleep sistem (Anda mungkin perlu mempertimbangkan implikasi penundaan yang sangat singkat terhadap keseluruhan kinerja sistem , terutama jika menggunakan thread.

    wiringPi updated ke 2.46 untuk new Pi v3+ (Pi3 model B+)

    Pada tanggal 14 Maret 2018, RasPi mengeluarkan Raspberry Pi 3 Model B+, the Pi v3+, setelah 2 tahun umur RasPi 3 Model B keluar, yang telah terjual sebanyak 19 juta unit totalnya diseluruh dunia. RasPi 3 B+ ini merupakan produk pertama yang menggunakan 64 bit, dan juga memiliki fitur pertama dengan koneksi wireless yang terintergrasi.



    Raspberry Pi 3 B+ ini dijual pertama kali nya dengan harga $35 (harga yang sama dengan Raspberry Pi sebelumnya) dengan speksifikasi sebagai berikut:

    • 1.4GHz 64-bit quad-core ARM Cortex-A53 CPU
    • Dual-band 802.11ac wireless LAN and Bluetooth 4.2
    • Faster Ethernet (Gigabit Ethernet over USB 2.0)
    • Power-over-Ethernet support (with separate PoE HAT)
    • Improved PXE network and USB mass-storage booting
    • Improved thermal management

    Penambahan yang tidak jelek (berharap banyak banget nih), untuk penambahan plus (+) dibelakang nama produk.

    update dari wiringPi. Untuk wiringPi ada sedikit update, walaupun versi 2.44 tanpa update wiringPi masih dapat bekerja normal, hanya saja ketika command readall akan terganggu, karena board rev yang belum terdaftar diantara list-nya.

    Jika ingin update paket .deb bisa menggunakan:

    cd /tmp
    wget https://unicorn.drogon.net/wiringpi-2.46-1.deb
    sudo dpkg -i wiringpi-2.46-1.deb

    dan md5sum :5c540b1426381bc598ea48b55f39c091

    Monday, 12 March 2018

    C Identifiers

    Identifier adalah nama dari variable, function, macros, structure, dan objek-objek lain yang dikenali oleh program C.Identifier bisa menggunakan karakter

    1. "a" sampai "z" dan "A" - "Z" (hurup besar dan kecil, hurup besar tidak sama dengan hurup kecil, "a" tidak sama dengan "A") 
    2. Garis bawah "_"
    3. Angka 0-9
    4. Karakter universal yang merupakan alfabet dan angka. Tidak semua karekter universal diperbolehkan, tergantung compiler dapat memproses apa tidak. 
    Semua kombinasi karakter diatas boleh dibuat jadi identifier kecuali 44 kata yang merupakan keyword dan memiliki arti yang sangat special buat C yaitu:

    auto extern short while
    break float signed _Alignas
    case for sizeof _Alignof
    char goto static _Atomic
    const if struct _Bool
    continue inline switch _Complex
    default int typedef _Generic
    do long union _Imaginary
    double register unsigned _Noreturn
    else restrict void _Static_assert
    enum return volatile _Thread_local

    Selain itu juga function yang kita impor library memiliki nama. Ya! Nama-nama function yang kita gunakan pada library juga tidak bisa kita gunakan pada function yang kita buat. Misalnya kita gunakan library stdio.h,  #include <stdio.h> dimana didalamnya ada function printf, maka kita tidak bisa menggunakan kata printf tersebut untuk function global kita.

    Compiler C juga menyediakan identifier umum __func__ (ada 2 garis bawah di depan dan 2 garis bawah di belakang func) yang dapat digunakan pada function apa saja untuk mengakses string konstan yang berisi nama function, yang biasa digunakan untuk logging atau debugging output.

    Debugging adalah cara atau proses dalam mencari masalah, bug ataupun masalah yang dapat menyebabkan program bekerja tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

    Logging adalah pencatatan semua apa yang kita lakukan. Ini seperti time line pada apa yang sedang kita lakukan.

    Identifier tidak mempunyai batasan banyaknya karakter pada C tidak masalah, tapi untuk compiler dibatasi paling tidak 31 karakter pertama saja yang dibaca untuk nama function dan variable global, dan 63 karakter untuk nama idenfier yang lain. Jadi identifier yang memiliki karakter yang panjang dan memiliki kesamaan karakter pada 31(untuk function dan variable global) - 63 karakter (untuk identifier lainnya)  awal, akan membingungkan compiler.

    Friday, 9 March 2018

    C IR Obstacle avoidance Sensor

    Fungsi dari IR Obstacle Sensor untuk mendeteksi halangan/sesuatu yang menghalangi sensor ini menggunakan pantulan cahaya infrared. Cara kerjanya, ketika ada objek menghalangi sensor pada jarak tertentu (mulai dari 2cm sampai 500cm. Tidak semua model dapat mencapai 500cm, tergantung dari specifikasi.) , objek ini akan memantul cahaya infrared dari IR transmitter, dan ditangkap oleh sensor receiver. Ketika objek tidak ada atau jarak yang tidak dijangkau oleh transmitter, maka tidak ada pantulan cahaya, receiver tidak memberikan signal. Sebaliknya jika ada benda atau objek yang dipantulkan, sehingga receiver medapatkan sinar pantulan, maka receiver memberikan signal.Potensio meter yang terdapat pada sensor adalah untuk mengatur seberapa jauh atau dekat objek yang bisa dideteksi.

    IR Obstacle avoidance Sensor 




    Illustrasi cara kerja IR Obstacle avoidance Sensor 



    Sensor ini sangat baik bila kondisi lapangan dalam keadaan gelap sekalipun dan memiliki kestabilan respon yang baik.

    Spesifikasi sensor pada umumnya:
    Tegangan operasi 3V - 5V
    Jarak yang dapat dicapai 2cm - 30cm (untuk sensor tertentu dapat sampai 500cm)
    Arus listrik 3.3V ~23mA dan 5V ~43mA
    Effective angle 35° 
    Temperatur kerja -10°  +50°
    Berkeja pada 38kHz


    Kode berupa .txt dapat didownload disini

    #include <wiringPi.h> //function wiringPi
    #include <stdio.h> //function stdio

    #define PIN 6 // konstanta wiringPi GPIO 6


    void TerhalangObjek()
    {
    printf("Ada objek menghalangi\nBuat bikin baris kedua \n\n");
    }

    void ReadData()
    {
    while(1)
    {
    wiringPiISR(PIN, INT_EDGE_FALLING, & TerhalangObjek);
    printf("Tidak ada halangan\n");
    }

    }

    int main ()
    {
    wiringPiSetup();
    pinMode(PIN, INPUT);
    ReadData();
    return 0;
    }

    Kode berupa .txt dapat didownload disini

    Ketika sensor membaca ada benda yang menghalangi, kita bisa ubah jaraknya dengan mengatur tingkat sensitif sensor pada potensiometer IR Transmitter tapi sebaiknya potensiometer IR Receiver tidak diubah, karena potensiometer ini untuk mengubah frekwensi infrared, dan bisanya sudah diset pada frekwensi yang tepat. Jadi buat apa dipasang potensiometer disitu? Potensiometer tersebut berguna bila ada sumber infrared lain yang bisa menggangu sensor receiver.

    Satu lagi yang penting untuk diketahui, bila diperhatikan pada PCB sensor, ada jumper disana. Jumper ini untuk mengedipkan IR LED secara terus-menerus pada 38kHz. Bila kita tidak menggunakan kaki keempat (4) yaitu EN (enable, posisi kaki ada pada kaki yang tidak kita pakai, sebelah kanan kaki tempat input pin, yang paling kanan gampangnya) Jumper ini harus dipasang. Ketika jumper dicopot, pin 4 pada 555 timer akan tertahan pada posisi LOW  (reser) oleh resistor R3, sebuah resistor pull-down 22K. Untuk mengaktifkannya kita harus memberi kondisi HIGH pada pin EN ini, sehingga 555 timer akan bergerak lagi. Pin EN tidak dapat digunakan ketika jumper dipasang.


    Monday, 5 March 2018

    C Raspberry Pi DHT11 Thermal & Humidity Sensor

    Sensor ini dipasaran ada beberapa jenis DTH11, 2 (dua) jenis yang paling umum seperti gambar dibawah ini, tetapi semuanya sama saja.
    yang pertama DTH11 dengan resistor
    yang kedua DTH 11 tanpa resistor



    Kira kira begitulah barangnya, DTH11 yang menggunakan resistor ditempatkan pada sebuah pcb, dan mempunyai 3 (tiga) kaki, resistor ditempatkan pada bagian kiri (mungkin juga ada yang dikanan, atas, atau bawah, mungkin), pada DTH11 tanpa resistor, adalah barang itu sendiri dengan 4 (empat) kaki, dimana salah satu kaki nya tidak digunakan (lalu buat apa dibikin kaki?).

    DTH11 dengan resistor atau tidak bukan masalah, karena kita bisa menambahkan sebuah resistor sebesar 10kΩ pada kaki signal pada DTH tanpa resistor.

    Data sheet DTH11 ini kita bisa mengetahui spesifikasinya:

    Ultra low cost 
    3 to 5V power and I/O 
    2.5mA max current use during conversion (while requesting data) 
    Good for 20-80% humidity readings with 5% accuracy 
    Good for 0-50°C temperature readings ±2°C accuracy 
    No more than 1 Hz sampling rate (once every second) 
    Body size 15.5mm x 12mm x 5.5mm 
    4 pins with 0.1" spacing

    Soal harga sudah bukan masalah lagi (karena sudah dibeli)
    Tegangan yang direkomendasikan adalah 3 sampai 5V dan I/O ( dan I/O? apaan tuh?)
    Arus max 25mA, ketika kita meminta data
    Baik digunakan pada kelembaban 20 - 80% dengan akurasi 5%
    Baik digunakan pada suhu 0 - 50°C  dengan akurasi  ±2%
    Data sampling tidak sampai 1 Hz (satu siklus dalam 1 detik, belajar fisika SMA lagi buat yang lupa)
    Ukuran Body 15.5mmx12mmx5.5mm (padahal lagi cari yang 36 x 32 x38).
    Memiliki 4 pin dengan jarak 2.54mm (tapi koq ada 1 pin yang tidak digunakan? buat apa?)


    Sepertinya dengan gambar diatas langsung jelas apa gunanya dan dimana harus diletakan kaki-kakinya.

    Tapi tidak salah bila saya jelaskan:
    Kaki Vcc jelas harus disambungkan kemana ( 3,3V atau 5V) bila DTH11 tidak memiliki resistor, bisa ditambahkan resistor dikaki yang ini.
    Kaki Signal disambungkan ke resistor dan pin I/O Raspberry Pi (lihat gambar, jangan salah merangkai komponen, bisa mengakibatkan pin Raspberry Pi jebol)
    Kaki Ground disambungkan ke 0V


    (Gambar diambil dari adafruit.com)

    (Lha koq gambar arduino? tidak masalah, rangkaiannya sama aja)
    (ya udah gitu dhe gambarnya)

    Keterangan gambar:
    kabel hijau (atas)/ biru (bawah) hubungkan ke pin I/O Raspberry Pi
    kabel merah hubungkan ke Vcc (3,3V atau 5V)
    kabel hitam hubungkan ke ground (0V)

    Jadi salah satu ujung resistor disambungkan ke Vcc, dan ujung yang lain ke kaki signal. Dari kaki resistor yang terhubung ke signal ini juga dihubungkan ke Pin I/O Raspberry Pi.

    Untuk DHT11  yang telah menggunakan resistor, dapat menghubungkan semua kaki-kaki DHT11 langsung.



    Setelah rangkaiannya selesai, sekarang kita buat programnya:
    Ada function2 yang mempermudah kita untuk mengambil data dari DTH, yaitu dengan wiringPi.
    untuk mendapatkannya dan panduan installasinya  klik disini.

    #include <wiringPi.h>
    #include <stdio.h>
    #include <stdlib.h>
    #include <stdint.h>

    #define MAX_TIMINGS 85
    #define DHT_PIN 6 /* GPIO11 */

    int data[5] = { 0, 0, 0, 0, 0 };

    void read_dht_data()
    {
    uint8_t laststate = HIGH;
    uint8_t counter = 0;
    uint8_t j = 0, i;

    data[0] = data[1] = data[2] = data[3] = data[4] = 0;

    pinMode( DHT_PIN, OUTPUT );  //Set pin 6 menjadi output
    digitalWrite( DHT_PIN, LOW );    //Set pin 6 off
    delay( 18 );                                       // stop sementara

    pinMode( DHT_PIN, INPUT );     //Set pin 6 menjadi input

    for ( i = 0; i < MAX_TIMINGS; i++ )  // cek data dari signal
    {
    counter = 0;
    while ( digitalRead( DHT_PIN ) == laststate )  // jika data masih sama
    {
    counter++;
    delayMicroseconds( 1 );    
    if ( counter == 255 )
    {
    break;
    }
    }
    laststate = digitalRead( DHT_PIN );   // menyimpan data baru 

    if ( counter == 255 )
    break;

    /* 3 signal pertama tidak perlu dibaca */
    if ( (i >= 4) && (i % 2 == 0) )
    {
    /* signal bit dimasukan dalam byte*/
    data[j / 8] <<= 1;
    if ( counter > 16 )
    data[j / 8] |= 1;
    j++;
    }
    }

    /*cek bila signal yang masuk memiliki 40 bit (8bit x 5) + verifikasi byte terakhir 
        mencetak data lengkap, bila tidak beri peringatan */
    if ( (j >= 40) &&
         (data[4] == ( (data[0] + data[1] + data[2] + data[3]) & 0xFF) ) )
    {
    float h = (float)((data[0] << 8) + data[1]) / 10;
    if ( h > 100 )
    {
    h = data[0]; // for DHT11
    }
    float c = (float)(((data[2] & 0x7F) << 8) + data[3]) / 10;
    if ( c > 125 )
    {
    c = data[2]; // for DHT11
    }
    if ( data[2] & 0x80 )
    {
    c = -c;
    }
    float f = c * 1.8f + 32;
    printf( "Kelembaban udara = %.1f %% Temperatur = %.1f *C (%.1f *F)\n", h, c, f );
    }else  {
    printf( "Data tidak valid\n" );
    }
    }

    int main( void )
    {
    printf( "Raspberry Pi Test Semsor DHT11 Temperatur dan Kelembaban Udara\n" );

    if ( wiringPiSetup() == -1 )
    exit( 1 );

    while ( 1 )
    {
    read_dht_data();
    delay( 2000 ); /* tunggu 2 detik sebelum membaca signal baru */
    }

    return(0);
    }

    Download kode diatas berupa .txt  klik disini

    Lalu kita compile dengan:

    cc -Wall dht.c -o dht -lwiringPi
    ./dht

    atau

    gcc -o dht dht11.c -lwirinngPi
    ./dht

    Compile menggunakan Geany:
    Compile dan Build pada Geany, kita harus menambahkan perintah -lwiringPi pada compile dan built-nya. Dengan cara menu Build > Set Built Command .
    Lalu kita tambahkan perintah -lwiringPi pada bagian akhir dikolom compile dan built




    dan klik OK.

    Misalkan suatu hari nanti kode kita tidak memerlukan function wiringPi (pada program tidak ada #include <wiringPi>, akhiran -lwiringPi pada compiler dan built boleh dihapus.

    Saturday, 3 March 2018

    Raspberry Pi Install wiringPi

    Update untuk wiringPi Raspberry Pi 3 Model B+ 

    Wiring Pi adalah library pin GPIO raspberry pi yang ditulis dengan C untuk BCM2835, BCM2836 dan BCM2837 SoC yang dapat digunakan oleh C, C++ dan RTB (BASIC), dan katanya bisa juga dipakai oleh beberapa program lainnya (saya tidak begitu tahu soal itu).

    Dengan menggunakan wiringPi, beberapa nomor GPIO berubah.
    Perubahan nomor GPIO ini bisa dilihat dengan perintah 
    "gpio readall" di terminal, perintah tersebut akan mengeluarkan keterangan gpio menggunakan BCM dan wiringPi pada masing-masing GPIO.



    WiringPi dimaintain oleh GIT untuk memudahkan pencaharian. Jadi kita harus install dahulu GIT-nya bila belum.

    Install GIT :

    sudo apt-get install git-core


    Bila terdapat error, salah satu penyelesainya update dan upgrade dahulu Raspberry Pi nya. dengan:


    sudo apt-get update
    sudo apt-get upgrade


    bila sudah diupdate dan upgrade, coba lagi install git-core nya.

    Setelah kita menginstall GIT, sekarang kita install wiringPi menggunakan GIT dengan perintah:

    git clone git://git.drogon.net/wiringPi 

    Langkah selanjutnya adalah meng-update wiringPi
    Masuk ke direktori wiringPi

    cd wiringPi <enter>
    git pull origin <enter>

    Lalu kita Build/install

    cd wiringPi <enter>
    ./build <enter>

    Script akan di-compile dan install semuanya.
    Bila perintah terakhir tidak berhasil, boleh dicoba menggunakan perintah sudo didepannya.

    Lalu kita coba gpio wiringPi nya
    test versi:

    gpio -v

    lalu muncul keterangan seperti dibawah ini:

    gpio version: 2.44
    Copyright (c) 2012-2017 Gordon Henderson
    This is free software with ABSOLUTELY NO WARRANTY.
    For details type: gpio -warranty

    Raspberry Pi Details:
      Type: Model B, Revision: 02, Memory: 512MB, Maker: Sony 
      * Device tree is enabled.
      *--> Raspberry Pi Model B Rev 2
      * This Raspberry Pi supports user-level GPIO access.

    { Update 17 Maret 2018
    Bila menggunakan Raspberry Pi 3 Model B+ (function readall bermasalah pada RasPi ini, belum update), bisa kita update wiringPi-nya disini:
    Update untuk wiringPi Raspberry Pi 3 Model B+  }

    Lalu kita test pin-nya:

    gpio readall

    lalu muncul keterangan seperti ini :



    Gambar dan versi diatas adalah RaspberryPi jadul saya, masih Pi 1 model B.
    Berarti semua berkerja sesuai yang kita harapkan (paling tidak, sesuai dengan pembuat wiringPi harapkan). Kita telah sukses kita menginstall wiringPi

    Untuk melakukan cek fisik apakah wiringPi  berfungsi dengan baik kita gunakan LED, dan kita bisa mengcek semua gpio. Pada gambar dibawah ini kita menggunakan gpio 6 (wiringPi) atau pin 26 (BCM).

    Buka terminal, lalu:

    gpio mode 6 out
    gpio write 6 1
    gpio write 6 0

    "gpio mode 6 out"  kita perintahkan raspberry pi untuk membuat output di pin no.6
    "gpio write 6 1" kita perintahkan RaspPi untuk memberi listrik pada pin 6
    "gpio write 6 0" kita perintahkan RaspPi untuk mematikan listrik pada pin 6

    Dan untuk input:

    Seperti pada rangkaian push button diatas, kita menggunakan gpio 10 (wiringPi).
    Lalu:

    gpio mode 10 in

    Lalu kita test

    gpio read 10

    bila hasilnya '0', berarti tidak ada input pada gpio tersebut
    kita perintahkan lagi "gpio read 10" (jangan tekan <enter> dulu), dengan menekan tahan push button lalu tekan <enter>.
    bila hasilnya 1, maka gpio 10 mendeteksi input.