Pembulatan bisa keatas atau kebawah, pembulatan diperlukan ketika angka memiliki decimal yang terlalu banyak untuk kita pergunakan. Banyaknya decimal yang kita perlukan tergantung dari yang ingin kita lakukan. Untuk menghitung tabungan di bank, kita perlukan 2 digit dibelakang koma, tapi bila kita menghitung pembuatan prosessor misalnya, tingkat kepresisian perhitungan sampai nano meter, yang ukurannya 1e-9 meter, atau 1/1000,000,000 meter.
- >>> import math
- >>> math.floor(5.5)
- 5
- >>> math.floor(-5.5)
- -6
- >>> math.trunc(5.5)
- 5
- >>> math.trunc(-5.5)
- -5
- >>>
Math.floor() selalu membulatkan angka menjadi lebih rendah dari nilai aslinya, baik itu positif maupun negatif. Tapi math.trunc() membulatkan kearah angka nol. kita lihat deret baris dibawah ini:
6 5 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6
pada contoh diatas bila angka positif math.floor(5.5) dan math.trunc(5.5) menghasilkan angka 5, tidak masalah bukan.
Tapi bila angka negatif pembulat berbeda, pada math.floor(-5.5) menghasilkan -6 dan math.trunc(-5.5) menghasilkan angka -5. Ini disebabkan math.trunc() membulatkan angka negatif kearah nol, dengan kata lain math.trunc(+x) membulatkan kekanan (lihat deret baris diatas) dan math.trunc(-x) membulatkan kekiri.
Pembagian (dalam kontek pembulatan) ada dua devisi pada Python 3x, yaitu true dan floor, true (/) selalu menghasilkan floating point, terlepas dari number type. Dan floor (menggunakan double '/' (//) ) selalu membulatkannya kebawah atau menjadi lebih kecil. Dan hasil tergantung dari operasinya.
- >>> 5 / 2
- 2.5
- >>> 6 / 2
- 3.0
- >>> 5 // 2
- 2
- >>> 6 // 2
- 3
- >>> 5.0 // 2
- 2.0
- >>> 6 // 2.0
- 3.0
- >>> a=5.0
- >>> b=2
- >>> a/b
- 2.5
- >>> a//b
- 2.0
- >>> int(a)/b
- 2.5
- >>> int(a)//b
- 2
- >>>
No comments:
Post a Comment